The Controversy of Prohibiting Marriage in the Month of Syawal in Minangkabau Traditions

Veni Mulya Sari, Linda Firdawaty, Mohd Helmi Mohd Said, Nurfia Deswita

Abstract


This research examines the controversy surrounding the prohibition of marriage in the month of Syawal among the Minangkabau community in Nagari Batupalano. Beliefs that encompass traditions from ancestors influence the personal mentality of the community. This study focuses on the perspectives of religious leaders (ulama), traditional leaders, and community figures. The research type is field research, descriptive in nature, and utilizes both primary and secondary data sources. Data collection involves observation, interviews, and documentation. The research findings indicate that the reasons stated by the Nagari Batupalano community for maintaining this tradition are twofold. Firstly, the tradition of prohibiting marriage in the month of Syawal is considered an ancestral heritage that has been agreed upon and recognized by the Nagari Batupalano community since ancient times until the present. Secondly, the reasons expressed aim to avoid misfortune caused by marrying in Syawal, as it is considered a month associated with bad luck (anyuki kasai). Engaging in marriage ceremonies, celebrations, and similar activities during this period is believed to lead to divorce. From an Islamic family law perspective, no specific prohibition related to this tradition is found in the Qur'an and Hadith. For those who still believe in the prohibition of marriage in the month of Syawal, this tradition falls under Al-'urf khâsh (specific tradition) and Urf fasid, and it is advisable not to believe in it as it may have the potential to lead to acts of shirk

Full Text:

PDF

References


Abdul Latif (Ketua Adat Suku Koto). “Pandangan Tokoh Adat Larangan Pernikahan Pada Baulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam,” 2023.

Afrizal. “Larangan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minagkabau Di Nagari Batupalano,” 2023.

Ahmad Bustomi (Ketua adat suku (Melayu dan Panyalai). “Pandangan Tokoh Adat Larangan Pernikahan Pada Baulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam,” 2023.

Akmal Hadi (Kepala pengurus cabang NU Kabupaten Agam). “Pandanggan Tokoh Nahdlatul Ulama Larangan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano,” 2023.

Anwar (Ketua Kerapatan Adat Nagari). “Pandangan Tokoh Adat Larangan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.” 2023.

Baydar, Tuba Erkoç. “The Significance of Practical Custom (‘Urf ‘Amalī) in Takhṣīṣ Al-Nass.” Hitit Theology Journal 20, no. 1 (2021). https://doi.org/10.14395/hid.864860.

Bukhari. “Akulturasi Adat Dan Agama Islam Di Minangkabau.” Al-Munir I, no. 1 (2009): 49–63.

Erman (Kepala Walinagari Batupalano). “Larangan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minagkabau Di Nagari Batupalano.” 2023.

Fauzan, Widan. “Larangan Perkawinan Di Bulan Takepak Dalam Tinjaun ‘Urf.” SAKINA: Journal of Family Studies 3, no. 4 (2019).

Hasim, Taufik. “Mengenai Eksistensi Penyelenggaraan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano,” 2023.

Jafar abdulah (Wakil Ketua Majelis Ulama Nagari). “Larangan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam,” 2023.

Kistanto, Nurdien Harry. “Tentang Konsep Kebudayaan.” Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan 10, no. 2 (2017): 1–11. https://doi.org/10.14710/sabda.v10i2.13248.

Laili, Sirtatul. “Praktik Adat Tentang Ketidakbolehan Menikah Pada Bulan Ramadan Dan Syawal (Nyowok) Di Desa Sokong Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Perspektif Hak Asasi Manusia.” Jurnal HAM 11, no. 1 (2020). https://doi.org/10.30641/ham.2020.11.117-129.

Maghfur, Masrukan, and Ahmad Hafid Safrudin. “Pantangan Melakukan Perkawinan Pada Bulan Suro Di Masyarakat Adat Jawa Perspektif Hukum Islam” 4, no. 2 (2023).

Marali (Ketua adat Suku Pisang). “Pandangan Tokoh Adat Terkait Larangan Pernikahan Pada Bulan Syawal Di Nagari Batupalano," Wawancara Dengan Penulis, 23 Desember 2022.” 2022.

Mardiantari, Ani, Annikmah Farida, Moh. Dimyati, Ita Dwilestari, and Nurkholis. “Tradisi Masyarakat Adat Jawa Terhadap Pantangan Pernikahan Di Bulan Muharam Perspektif Hukum Islam.” Jurnal At-Tahdzib 10, no. 2 (2022). https://doi.org/10.61181/at-tahdzib.v10i2.282.

Muhammad Alwin Abdillah. “Hukum Adat Tentang Sanksi Khalwat Di Desa Paya Bujok Seleumak Kota Langsa Perspektif ‘Urf Shahih.” Legalite : Jurnal Perundang Undangan Dan Hukum Pidana Islam 5, no. 2 (2021). https://doi.org/10.32505/legalite.v5i2.2783.

Mustafid, Mustafid. “Larangan Perkawinan Bulan Tuwun Ditinjau Menurut Maqashid Syariah.” TERAJU 3, no. 02 (2021). https://doi.org/10.35961/teraju.v3i02.289.

Mutawali, Muhammad. “The Dialectics of Customary Law and Islamic Law: An Experience from Dou Donggo Customs of Bima, Indonesia.” Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah 21, no. 1 (2021). https://doi.org/10.15408/ajis.v21i1.19825.

Nadia, Haiza. “Tradisi Pantangan Menikah Bulan Suro Di Lenteng Sumenep Madura.” AN-NAWAZIL 5, no. 1 (2023): 1–11.

Prayitno, Muhammad Hadi, and Zamroni Ishaq. “Larangan Menikah Di Bulan Suro Perspektif Hukum Adat Jawa Dan Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Ngampelrejo Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban).” JOSH: Journal of Sharia 1, no. 2 (2022). https://doi.org/10.55352/josh.v1i2.596.

Risalatul Mahmudah, and Hawa’ Hidayatul Hikmiyah Hawa’. “Larangan Menikah Di Bulan Shafar Perspektif Konstruksi Sosial.” HUMANISTIKA : Jurnal Keislaman 7, no. 2 (2021). https://doi.org/10.55210/humanistika.v7i2.594.

Rismayanti, Pebi, and Udin Juhrodin. “Analisis Saddu Dzariah Tentang Larangan Melaksanakan Pernikahan Di Bulan Muharram Di Desa Linggar Kec. Rancaekek Kab. Bandung.” Jimmi 2, no. 2 (2022).

Rohman, Taufiqur. “Fenomena Larangan Menikah Pada Bulan Dzhulqa’dah Di Tengah Masyarakat Kecamatan Konang Kabupaten Bangkalan” 07, no. 1 (2024).

Sari, Neli Ratna. “Mengenai Eksistensi Penyelenggaraan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano,” 2023.

Sibarani, Robert. “Pendekatan Antropolinguistik Terhadap Kajian Tradisi Lisan.” RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa 1, no. 1 (2015): 1. https://doi.org/10.22225/jr.v1i1.9.

Syafruddin Kadir (Ketua Majelis Ulama Nagari Batupalano Kecamatan Sungai Pua). “Larangan Pernikahan Bulan Syawal,” 2023.

Wagianto, Ramdan. “Harmonisasi Hukum Adat Dan Hukum Agama Dalam Perkawinan Adat Masyarakat Osing Banyuwangi.” Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars 6, no. 1 (2022). https://doi.org/10.36835/ancoms.v6i1.334.

Wati, Risma. “Mengenai Eksistensi Penyelenggaraan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano.” 2023.

Zainal (Ketua Adat Suku Sekumbang). “Pandangan Tokoh Adat Larangan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minagkabau Di Nagari Batupalano Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.” 2023.

Zul Fahmi. “Mengenai Eksistensi Penyelenggaraan Pernikahan Pada Bulan Syawal Dalam Tradisi Adat Minangkabau Di Nagari Batupalano,” 2023.




DOI: http://dx.doi.org/10.24042/el-izdiwaj.v4i2.19367

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law

 

El-Izdiwaj has been indexed by:



El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law