Literasi Sains Berbasis Nilai-Nilai Islam dan Budaya Indonesia

Ardian Asyhari

Abstract


Keterlibatan masyarakat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat, ternyata tidak diimbangi dengan kesadaran dalam beragama dan berbudaya. Metode pada kajian ini adalah kajian literatur yang membahas gagasan tentang Literasi Sains Berbasis Nilai Islam dan Budaya Indonesia (LSIB). Artikel ini mendiskusikan tentang (1) Bagaimana model literasi sains berbasis nilai-nilai Islam dan Budaya Indonesia? (2) Bagaimana Literasi Sains dapat berkontribusi terhadap kesadaran beragama (Islam) dan berbudaya Indonesia?; dan (3) Adakah isu terkait tentang literasi sains, Nilai-nilai Islam, dan Budaya Indonesia? Dari kajian yang telah dilakukan, model LSIB yang digagas menggunakan pendekatan integrasi interdisipliner dengan KNOW/BE/DO Bridge sebagai konsep penghubung antara literasi sains, nilai-nilai Islam, dan Nilai-nilai Budaya yang dalam praktiknya dapat ditransfer melalui pendidikan (pengalaman belajar) yang berorientasi pada nilai-nilai.

Development of Physics Learning Devices Based on Critical Thinking Skills in Problem-Based Learning

Community involvement in science and technology are rapidly developing was not matched by the religious and cultural awareness. The method in this study is a literature review that discusses the idea of Scientific Literacy based on Islamic and Indonesian Cultural values (SLIC). This article discusses (1) How to model scientific literacy based on Islamic values and culture Indonesia? (2) How can Science Literacy contribute to the awareness of religion (Islam) and Indonesian culture? (3) What is the related issue of scientific literacy, Islamic values, and Indonesian Cultural values? Of the studies that have done, the model LSIB initiated by using an integrated approach interdisciplinary with KNOW / BE / DO Bridge as the concept of a link between science literacy, Islamic values, and the values of culture which in practice can transfer through education (learning experience) that oriented values.


Keywords


literasi sains, nilai islam, nilai budaya indonesia

Full Text:

PDF

References


Abdullah, A. (2013). Integrasi Agama dan Sains, Sebuah Keniscayaan. (I. Anwarudin, Ed.) Jogjakarta, Jogjakarta, Indonesia. Retrieved Maret Minggu, 2017, from http://diktis.kemenag.go.id/NEW/index.php?berita=detil&jenis=news&jd=100#.WNeN0juLTIU

Abimbola, I. O. (1983). The Relevance of the "New" Philosophy of Science for the Science Curriculum. School Science and Mathematics, 83(3), 181-192.

AHN. (2009). Tentang Kami: Asosiasi Herbalis Nusantara. Retrieved from Asosiasi Herbalis Nusantara: http://www.herbalisnusantara.com/obatherbal/

Alus, C. (2014). Peran Lembaga Adat dalam Pelestarian Kearifan Lokal Suku Sahu di Desa Balisoan Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat. Journal “Acta Diurna”, III(4), 1-16.

Amsari, F. (1995). lslam Kaaffah Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press.

Asyhari, A., & Hartati, R. (2015). Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui Pembelajaran Saintifik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi, 4(2), 179-191.

Clark, J. A. (1993). The New Philosophy of Science and Educational Research. Australian Educational Researcher, 20(2), 16-22.

Demartoto, A. (2010). Tentang Kami: Universitas Sebelas Maret. Retrieved Maret Selasa, 2017, from Universitas Sebelas Maret: http://argyo.staff.uns.ac.id/files/2010/08/sistem-sosial-budaya-indonesiai.pdf

Drake, S. M., & Burns, R. C. (2004). Meeting Standards throuh Integrated Curruculum. Virginia, United States of America: ASCD.

Hadiawati, L. (2008). Pembinaan Keagamaan Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Siswa Melaksanakan Ibadah Shalat. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 2(1), 18-25.

Hajaroh, M. (1998). Sikap dan Perilaku Keagamaan Mahasiswa Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi, 1(1), 19-31.

Halstead, J. M. (2007). Islamic values: a distinctive framework for moral education? Journal of Moral Education, 36(3), 283-296. doi:10.1080/03057240701643056

Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Blitbang Pusat Kurikulum Kemendiknas.

Langgulung, H. (1992). Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Laugksch, C. R. (2000). Scientific Literacy: A Conceptual Overview. Science Education, 71-94.

Mubah, A. S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Unair, 24(4).

Mulyono. (2011). Model Integrasi Sains dan Agama dalam Pengembangan Akademik Keilmuan UIN. Jurnal Penelitian Keislaman, 7(2), 319-338.

Muqoyyidin, W. A. (2014). Integritasi dan interkoneksi Ilmu-Ilmu Agama dan Sains Menuju Pendidikan Tinggi Islam Center of Excelllences. Edusentris, 1(2), 171-182.

Muslih, M. (2010). Pengaruh Budaya dan Agama Terhadap Sains: Sebuah Survey Kritis. Jurnal Tsaqafah, 6(2), 225-247.

OECD. (2016). PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading, Mathematic and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing. doi:10.1787/9789264255425-en

Pramono, M. F., & Martono, E. (2011). Harmoni Nilai Agama dan Nilai Ilmiah: Belajar Pengalaman Dunia Islam dan Eropa. Jurnal At-Ta'dib, 6(2), 205-222.

Rahmat. (2004). Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Pendidikan Lingkungan Hidup. Kependidikan Islam, 2(1), 23-43.

Ramdhani, M. A., & Ramdhani, A. (2014). Verivication of Research Logical Framework Based on Literature Review. International Journal of Basics and Applied Sciences, 03(02), 1-9.

Sarwono. (1998). Cultural Values and Marketing Practice in Indonesia. Jurnal Ekonoi dan Bisnis Indonesia, 13(2), 90-100.

Sastrosupono. (1982). Menghampiri Kebudayaan. Bandung: Penerbit Alumni.

Sufia, R., Sumarmi, & Amirudin, A. (2016). Kearifan Lokal dalam Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, I(4), 726-731.

Suhartini. (2009). Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, (pp. 206-218). Yogyakarta.

Sukenti, K. (2008). Kearifan Lokal dan Peranannya Terhadap Upaya Pelestarian Lingkungan: Suatu Kajian Terhadap Budaya Masyarakat Jawa. Jurnal Pijar MIPA, III(1), 39-46.

Wagiran. (2012). Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning Bawana. Jurnal Pendidikan Karakter, II(3), 329-339.

Widiastuti. (2013). Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah WIDYA, 1(1), 8-14.

Wikantiyoso, R., & Tutuko, P. (2009). Kearifan Lokal dalam Perancangan dan Perancangan Kota: Untuk Mewujudkan Arsitektur Kota yang Berkelanjutan. Malang: Group Konservasi Arsitektur dan Kota Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang.

Yunus, R. (2014). Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Genius) Sebagai Penguat Karakter Bangsa: Studi Empiris Tentang Huyula (1 ed.). Yogyakarta: Deepublish




DOI: http://dx.doi.org/10.24042/jipfalbiruni.v6i1.1584

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License

Jurnal ilmiah pendidikan fisika Al-Biruni is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.