Vigor Testing of 15 Lots of Soybean (Glycine max L.) Seeds Stored for 12 Months at Low Temperatures

Desi Rizki Amelia, Yayuk Nurmiaty, Niar Nurmauli, Agustiansyah Agustiansyah, Ermawati Ermawati

Abstract


The purpose of this study was to determine the vigor growth strength of Anjasmoro, Grobogan, and Burangrang seed varieties based on three doses categories of SP-36 fertilizer stored for 12 months. The treatment was done separately by separating 15 seed lots. The mean value was determined using the Orthogonal contrast test. The results showed that the large-seeded soybean varieties (Grobogan and Burangrang) had higher seed vigor compared to the small-seeded soybean varieties (Anjasmoro) based on the variables of the germination speed, vigor index, normal dry weight, germination growth, and maximum growth potential. The Grobogan variety produced higher seed vigor than Burangrang variety based on vigor index and germination. Anjasmoro and Grobogan varieties without fertilization produced a lower vigor compared to the one with recommended fertilizer doses (100 and 150 kg/ha) and above the recommended fertilizer doses (200 and 250 kg/ha) based on the rate of germination growth and the vigor index. Grobogan variety with recommended fertilizer dose (100 kg/ha) had the highest seed vigor compared to other varieties.

 

Pengujian Vigor 15 Lot Benih Kedelai (Glycine Max L.) Yang Disimpan 12 Bulan Pada Suhu Rendah

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui vigor kekuatan tumbuh benih kombinasi Varietas Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang pada tiga kategori dosis pupuk SP-36 yang telah disimpan 12 bulan. Rancangan perlakuan disusun secara tunggal yaitu 15 lot benih dan pemisahan nilai tengah menggunakan uji Orthogonal contrass. Hasil penelitian menunjukan varietas kedelai berbiji besar (Grobogan dan burangrang) lebih tinggi vigor benihnya dari varietas kedelai berbiji kecil (Anjasmoro) berdasarkan variabel kecepatan perkecamabahan, indeks vigor, bobot kering kecambah normal, daya berkecamabah dan potensi tumbuh maksimum. Perbandingan varietas Grobogan menghasilkan vigor benih yang lebih tinggi dari varietas Burangrang berdasarkan variabel indeks vigor dan daya berkecambah. Varietas Anjasmoro dan Grobogan tanpa pemupukan menghasilkan vigor yang lebih rendah dibandingkan dengan penambahan dosis pupuk rekomendasi (100 dan 150 kg/ha) dan diatas rekomendasi (200 dan 250 kg/ha) berdasrkan variavel kecepatan perkecmabahan dan indeks vigor. Varietas Grobogan dengan penambahan dosis rekomendasi (100 kg/ha) memiliki vigor benih yang paling tinggi dibandingkan perbandingan lainnya.


Keywords


Superior Varieties; Low Temperature; Suboptimum; SP-36 Fertilizer Dosage.

Full Text:

PDF

References


Anggraeni, N. D., & Suwarno, F. C. (2014). Kemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol. Buletin Agrohorti, 1(4), 34. https://doi.org/10.29244/agrob.1.4.34-44

Astuti, S., Pengajar, S., Teknologi, J., Pertanian, I., Pertanian, F., Lampung, U., Soemantri, J., No, B., Lampung, B., & 35145, L. (2008). Isoflavon Kedelai Dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal Bebas. 13(2), 126–136.

Destiana, I., Darmawati, E., & Pujantoro, L. (2016). The Effect of Plastic Packaging Materials on Soybean Seed Quality During Storage. Jurnal Keteknikan Pertanian, 04(1), 45–52. https://doi.org/10.19028/jtep.04.1.45-52

Enen, R., Manggung, R., Ilyas, S., Bakhtiar, Y., Meranti, J., & Dramaga, K. I. P. B. (2014). Evaluasi Daya Simpan Benih Kedelai yang diberi Perlakuan Pelapisan Benih dengan Cendawan Mikoriza Arbuskula. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 42(2), 103–109. https://doi.org/10.24831/jai.v42i2.8425

Floratek, J. (2010). Peningkatan Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Melalui Kombinasi Pupuk Organik Lamtorogung Dengan Pupuk Kandang. Peningkatan Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Melalui Kombinasi Pupuk Organik Lamtorogung Dengan Pupuk Kandang, 5(1), 65–73. https://doi.org/10.24815/floratek.v5i1.387

Hayati, M., Marliah, A., & Fajri, H. (2009). Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L. ) The Effect of Varieties and Dosage of SP-36 Fertilizer on Growth and Yield of Peanuts ( Arachis Hypogaea L .). 7–13.

Jayasumatra, D. (2012). Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk P Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril). Agrium, 17(3), 148–154.

Kolo, E., & Tefa, A. (2016). Pengaruh Kondisi Simpan terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Savana Cendana, 1(03), 112–115. https://doi.org/10.32938/sc.v1i03.57

Komponen, B. T., Hasil, K., Kedelai, T., Kultivar, L. M., Mimi, O., Adang, A., & Dani, U. (2013). Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 1 Nomor 2 Desember 2013. 1, 35–55.

Lesilolo, M. K., Patty, J., & Tetty, N. (2018). Penggunaan Desikan Abu Dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Benih Jagung (Zea mays L.) Pada Penyimpanan Ruang Terbuka. Agrologia, 1(1), 51–59. https://doi.org/10.30598/a.v1i1.298

meliza sari, putri. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Kedelai Di Indonesia. Economica, 4(1), 30–41. https://doi.org/10.22202/economica.2015.v4.i1.261

Nainggolan. (2014). Prospek Swasembada Kedelai Indonesia. Pangan, 23(1), 83–92.

Nuraini, A., Sobardini, D., Suminar, E., & Apriyanto, H. (2016). Kuantitas dan kualitas hasil benih buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.) yang diberi pupuk organik padat dan pupuk organik cair chitosan. Kultivasi, 15(2), 81–85. https://doi.org/10.24198/kultivasi.v15i2.11869

Nurussintani, W., Damanhuri, & Purnamaningsih, S. L. (2013). Perlakuan Pematahan Dormansi Terhadap Daya Tumbuh Benih 3 Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea). Jurnal Produksi Tanaman, 1(1), 86–93.

Pratama, B. J., Nurmiaty, Y., & Nurmauli, N. (2017). Pengaruh Dosis Pupuk NPK Majemuk Susulan Saat Awal Berbunga (R1) pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max [L.] Merill). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 17(2), 138–144. https://doi.org/10.25181/jppt.v17i2.293

Rahmawati, R. (2018). Pengaruh Fosfor Dan Nitrogen Pada Bobot Serta Mutu Benih Tanaman Kedelai [Glycine max (L.) Merr].

Rasyid, H. (2013). Peningkatan Produksi Dan Mutu Benih Kedelai Varietas Hitam Unggul Nasional Sebagai Fungsi Jarak Tanam Dan Pemberian Dosis Pupuk P. Gamma, 8(2), 46–63.

Rohandi, A., & Widyani, N. (2016). Perubahan Fisiologis Dan Biokimia Benih Tengkawang Selama Penyimpanan. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 2(1), 9–20. https://doi.org/10.20886/jped.2016.2.1.9-20

Sari, P. M. (2015). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Kedelai di Indonesia. Journal of Economic and Economic Education Vol, 4(1), 30–41.

Silahooy, C. (2008). Efek Pupuk KCl dan SP-36 Terhadap Kalium Tersedia, Serapan Kalium dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) pada Tanah Brunizem. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 36(2), 126–132. https://doi.org/10.24831/jai.v36i2.1366

Siti, V., Bagus, T., Biologi, J., Matematika, F., Alam, P., Teknologi, I., & Nopember, S. (2016). Respon Karakter Fisiologis Kedelai ( Glycine max L .) Verietas Grobogan terhadap Cekaman Genangan. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(2), 71–77.

Soplanit, M. C., & Soplanit, R. (2018). Pengaruh Bokashi Ela Sagu Pada Berbagai Tingkat Kematangan Dan Pupuk SP-36 Terhadap Serapan P Dan Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Ultisol. Agrologia, 1(1). https://doi.org/10.30598/a.v1i1.299

Sucahyono, D. (2014). Teknologi Penyimpanan dan Invigorasi Benih Kedelai. Malang: Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.

Sudaryanto, T., & Swastika, D. K. S. (2007). Ekonomi Kedelai di Indonesia. Pusat Analisis Sosial-Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor, Bps, 1–27.

Swastika, D. K. S., Agustian, A., & Sudaryanto, T. (2011). Analisis Senjang Penawaran Dan Permintaan Jagung Pakan Dengan Pendekatan Sinkronisasi Sentra Produksi, Pabrik Pakan, Dan Populasi Ternak Di Indonesia. Informatika Pertanian, 2(2), 65–75. https://doi.org/10.1177/1750481317714127

Tatipata, A., Studi, P., Fakultas, A., & Universitas, P. (2010). Perubahan Asam Lemak Selama Penyimpanan Benih Kedelai (Glycine Max L. Merr) Dan Hubungannya Dengan Viabilitas Benih. Indonesian Journal of Agronomy, 38(1), 30–35. https://doi.org/10.24831/jai.v38i1.18229

Tengah, J., Timur, J., & Utara, S. (2015). Penerapan SOP Budidaya Untuk Mendukung Temulawak Sebagai Bahan Baku Obat Potensial. Perspektif, 9(2), 78–93. https://doi.org/10.21082/p.v9n2.2010.%p

Terryana, R. T., Suhartanto, M. R., & Qadir, A. (2016). Alat Pengusang Cepat IPB 77-1 MM untuk Penapisan Vigor Daya Simpan Benih Kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 34(3), 229. https://doi.org/10.21082/jpptp.v34n3.2015.p229-235

Tresniawati, C., Murniati, E., Eny Widajati, dan, Fisik, P., dan Biokimia Selama Pemasakan Benih dan Studi Rekalsitransi Benih Kemiri Sunan, F., Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Jl Raya Pakuwon km, B., & Barat, J. (2014). Physical, Physiological and Biochemical Changes during Seed Maturation and Study on Recalcitrancy of Reutealis trisperma Seed. J. Agron. Indonesia, 42(1), 74–79.

Umar, S. (2012). Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Daya Simpan Benih Kedelai {Glycine max (L.) Merr.}* [Effect of Organic Matter Application on Storage Period of Soybean { Glycine max ( L .) Merr .} Seed ]. Berita Biologi, 11(3), 401–410. https://doi.org/10.2105/ajph.81.7.839

Wulananggraeni, R., Damanhuri, & Purnamaningsih, S. L. (2016). Pengaruh Perbedaan Tingkat Kemasakan Buah Pada 3 Genotip Mentimun (Cucumis Sativus L.) Terhadap Kualitas Benih. Jurnal Produksi Tanaman, 4(5), 332–341.

Wulandari, W., Bintoro, A., & . D. (2015). Pengaruh Ukuran Berat Benih Terhadap Perkecambahan Benih Merbau Darat (Intsia Palembanica). Jurnal Sylva Lestari, 3(2), 79. https://doi.org/10.23960/jsl2379-88




DOI: http://dx.doi.org/10.24042/biosfer.v1i1.4461

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Biosfer: Jurnal Tadris Biologi

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0